Sebenarnya, niat awalnya cuma pengin cari tempat makan yang adem dan agak jauh dari hiruk-pikuk kota. Tapi begitu sampai di Tumpeng Menoreh, yang saya rasakan bukan cuma kenyang, tapi juga tenang. Rasanya kayak ketemu oase tersembunyi di atas perbukitan yang menyajikan bukan hanya makanan, tapi juga pengalaman.
Tumpeng Menoreh bukan cuma restoran atau tempat makan biasa. Buat saya, dia adalah destinasi. Tempat di mana kamu bisa ngopi sambil melihat hamparan hutan, merasakan angin lembut yang menyentuh kulit, dan menikmati makanan khas lokal yang disajikan dengan sepenuh hati. Lokasinya ada di Kulon Progo, tepat di jalur Pegunungan Menoreh, dan sudah jadi primadona baru wisatawan Jogja yang ingin kabur sejenak dari keramaian Malioboro.
Lokasi dan Akses Tumpeng Menoreh: Petualangan Menuju Puncak
Waktu menuju ke Tumpeng Menoreh, saya sempat ragu. Jalannya menanjak, berkelok-kelok, dan sempit di beberapa bagian. Tapi justru itulah bagian serunya. Rasa penasaran dan sedikit adrenalin bercampur dalam perjalanan.
Tempat ini bisa dijangkau sekitar 1–1,5 jam dari pusat kota Yogyakarta. Saya pakai motor, dan cukup menantang apalagi pas cuaca berkabut. Tapi begitu sampai… pemandangannya langsung bikin lupa semua pegal.
Tips buat kamu yang mau ke sini:
-
Lebih enak pakai motor atau mobil kecil
-
Pastikan kondisi kendaraan fit (rem penting!)
-
Waktu terbaik datang: pagi-pagi banget buat lihat matahari terbit atau sore menjelang sunset
Arsitektur Bangunan: Modern Berpadu Alam
Satu hal yang langsung saya notice: desain bangunannya unik banget. Sesuai namanya, Tumpeng Menoreh memang berbentuk seperti tumpeng besar, menjulang di puncak bukit. Dari luar, struktur bangunan terlihat menyatu dengan lanskap sekitarnya. Banyak elemen kayu, batu alam, dan tanaman rambat.
Interiornya juga ramah banget buat mata. Banyak jendela besar yang bikin cahaya alami masuk sempurna. Meja-meja ditempatkan strategis supaya semua pengunjung bisa dapat view terbaik. Dan ya, kamu bisa duduk sambil lihat Gunung Merapi, Merbabu, hingga Sumbing dari kejauhan, tergantung cuaca hari itu.
Menu Makanan: Perpaduan Tradisional dan Kekinian
Kalau saya harus kasih satu kata buat makanannya: merakyat tapi naik kelas. Maksudnya, menu yang disajikan itu familiar—seperti sayur lodeh, ayam goreng kampung, tahu bacem, tempe garit, dan sambal terasi. Tapi semuanya ditata apik, disajikan hangat, dan rasa bumbunya medok.
Beberapa menu yang sempat saya coba dan wajib kamu cobain juga:
-
Nasi liwet komplit: dengan ayam kampung, sambal bawang, dan tumis daun pepaya
-
Wedang uwuh: minuman herbal dengan aroma rempah yang segar
-
Kopi Menoreh: kopi lokal Kulon Progo yang diseduh manual
-
Tumpeng mini: buat kamu yang mau foto-foto lucu dan tetap kenyang
Harga makanannya menurut saya masih reasonable untuk ukuran tempat wisata. Berkisar antara 25 ribu sampai 60 ribu per porsi. Dan porsinya cukup besar, jadi bisa sharing bareng temen atau keluarga.
Spot Foto dan Area Santai Tumpeng Menoreh
Selain makan, jangan lewatkan juga spot-spot foto yang kece banget di sekitar Tumpeng Menoreh. Banyak sudut yang didesain estetik, termasuk balkon dengan teropong jarak jauh, spot taman mini, dan tangga spiral yang ikonik.
Kalau kamu suka konten Instagram atau TikTok, tempat ini benar-benar surganya. Bahkan saya lihat beberapa pasangan juga foto pre-wedding di sini.
Kalau udah kenyang, kamu bisa duduk santai di beanbag, rebahan di gazebo terbuka, atau bahkan sekadar jalan-jalan di sekitaran untuk menikmati angin. Rasanya healing-nya dapet banget.
Waktu Terbaik untuk Berkunjung ke Tumpeng Menoreh
Saya sempat datang dua kali. Pertama kali pas weekend, dan tempatnya ramai banget. Kedua kali saya coba datang pagi-pagi di hari kerja—dan itu waktu yang paling ideal.
Rekomendasi dari saya:
-
Pagi hari sekitar jam 05.30–08.00 buat lihat sunrise
-
Sore hari sekitar jam 15.30–17.30 buat dapat view sunset
Kalau kamu mau dapet tempat duduk terbaik, datang lebih awal atau booking via WA/Instagram mereka. Dan ingat, suhu di atas bukit bisa dingin banget. Jadi jangan lupa bawa jaket tipis ya!
Tumpeng Menoreh di Musim Hujan? Aman Kok
Satu hal yang saya khawatirkan waktu musim hujan: licin dan berkabut. Tapi setelah saya tanya ke stafnya, ternyata mereka punya sistem drainase yang cukup baik dan pengamanan jalan setapak yang anti selip.
Bahkan, suasana berkabut justru bikin nuansa di sana makin dramatis. Kayak negeri dongeng. Jadi, meskipun hujan, kamu masih bisa menikmati tempat ini—asal jangan lupa cek prakiraan cuaca dan datang dalam kondisi siap.
Pengalaman Pribadi yang Membekas
Waktu ke sana bareng teman-teman kerja, ada satu momen yang bikin saya terdiam sebentar. Sambil minum kopi dan lihat pemandangan gunung di kejauhan, saya merasa kayak nemu “jeda” dalam hidup. Di tengah rutinitas yang penuh deadline, tempat ini seperti ruang untuk tarik napas panjang dan bersyukur.
Kadang, kita nggak butuh liburan jauh. Cukup ke tempat yang menyentuh hati, menyegarkan pikiran, dan memberi ruang untuk kembali mengenali diri. Dan buat saya, Tumpeng Menoreh adalah salah satunya.
Cocok Buat Siapa Saja?
Tempat ini menurut saya cocok banget buat:
-
Keluarga yang mau makan bareng sambil healing
-
Pasangan yang cari tempat romantis buat dinner atau foto prewed
-
Solo travel yang butuh tempat tenang sambil nulis/journaling
-
Content creator yang haus background cantik buat konten
-
Komunitas yang pengin gathering di tempat adem dan luas
Jadi, gak peduli kamu datang sendiri atau bareng rombongan, Tumpeng Menoreh tetap bisa jadi rumah yang menyambut.
Tips Anti Boncos Saat Makan di Tempat Hits
Karena ini tempat hits, kadang orang takut makan di sini bikin kantong jebol. Tapi tenang, saya punya beberapa tips biar kamu tetap hemat:
-
Datang pagi – Biasanya masih banyak tempat duduk dan bisa nikmati view lebih lama
-
Pilih paket nasi komplit – Lebih hemat dan kenyang dibanding pesan satu-satu
-
Bawa air putih sendiri – Kalau nggak terlalu butuh minuman manis
-
Patungan – Cocok kalau datang bareng teman, jadi bisa sharing menu
-
Foto-foto dulu, makan setelahnya – Supaya makanan masih cantik dan gak keburu dingin pas difoto
Apakah Perlu Booking Dulu di Tumpeng Menoreh?
Booking itu sangat dianjurkan kalau kamu:
-
Datang weekend
-
Rombongan 5 orang ke atas
-
Mau duduk di area pinggir balkon/view terbaik
Biasanya mereka buka reservasi via WhatsApp dan konfirmasi cepat. Kamu bisa cek info kontak mereka lewat media sosial atau Google Maps. Tapi kalau datang dadakan pun tetap bisa, asal siap nunggu dan antri.
Potensi Tumpeng Menoreh Sebagai Ikon Wisata Kulon Progo
Yang bikin saya kagum, tempat ini dikelola oleh masyarakat lokal dengan konsep pariwisata berkelanjutan. Artinya, mereka nggak cuma fokus jualan makanan, tapi juga menjaga harmoni antara alam, budaya, dan ekonomi lokal.
Tumpeng Menoreh punya potensi jadi ikon wisata baru Kulon Progo yang menyatu dengan alam, berkarakter lokal, dan tetap modern. Jika dikelola konsisten, tempat ini bisa menyaingi spot-spot hits seperti HeHa atau Punthuk Setumbu.
Rangkuman Singkat: Kenapa Wajib Coba?
Kalau kamu masih ragu buat mampir, ini dia rangkuman kenapa Tumpeng Menoreh wajib masuk bucket list:
-
View 360° Pegunungan Menoreh yang spektakuler
-
Desain bangunan unik berbentuk tumpeng
-
Menu makanan tradisional enak dan terjangkau
-
Spot foto estetik di setiap sudut
-
Cocok buat healing, staycation ringan, atau konten kreator
-
Dikelola lokal, jadi sambil makan kamu juga bantu perekonomian warga
Akhir Kata: Kulineran dengan Makna Lebih
Tumpeng Menoreh bukan hanya tempat untuk makan enak, tapi juga ruang untuk jeda, refleksi, dan terkoneksi. Dengan pemandangan yang menenangkan, makanan yang menghangatkan, dan nuansa yang menyejukkan, tempat ini benar-benar jadi pengingat bahwa kita masih bisa menemukan keindahan dalam kesederhanaan.
Kalau kamu butuh tempat untuk menenangkan hati, memanjakan lidah, dan mengisi ulang energi, Tumpeng Menoreh jawabannya.
Kunjungi juga tempat indah berikut: Bhumi Merapi: Spot Agrowisata Gengtoto Ala Eropa Mini di Jogja