SKYE Bar

Menjelajah Langit Jakarta dari SKYE Bar: Sensasi Wisata Kuliner

Jakarta, decology.com – Suatu malam di Jakarta, langit terlihat sedikit lebih bersahabat. Tidak ada hujan, tidak ada kabut, hanya lampu kota yang berkelap-kelip seperti bintang-bintang yang lupa tempatnya. Di sinilah, pada lantai 56 Menara BCA, berdiri sebuah nama yang sudah tak asing lagi di telinga para pecinta kuliner dan pelancong urban—SKYE Bar.

Kita tidak sedang berbicara soal rooftop biasa. SKYE Bar adalah pengalaman. Kombinasi antara atmosfer, pemandangan, dan hidangan yang disajikan dengan konsep fine-casual menjadikannya magnet bagi warga lokal maupun turis asing. Kalau kamu pernah naik ke lantai atasnya dan berdiri di pinggiran kolam infinity-nya, kamu akan tahu kenapa banyak orang menyebut tempat ini sebagai “surga kecil di tengah kekacauan Jakarta”.

Dari sini, seluruh lanskap ibu kota terbentang dengan indah. Sudirman yang sibuk, gedung-gedung pencakar langit yang seperti lego raksasa, hingga bayangan halus dari Monas di kejauhan—semua jadi bagian dari latar dramatis yang ditawarkan SKYE.

SKYE bukan cuma tempat buat “nongkrong gaya”. Ia telah menjadi ikon. Baik itu bagi generasi Milenial yang mencari Instagrammable spot, Gen Z yang ingin first date berkesan, atau ekspatriat yang butuh tempat bersantai setelah kerja. Bahkan, ada pasangan yang memilih melamar di sini karena ambience-nya dianggap “perfectly magical”.

Kuliner Langit—Rasa Internasional, Sentuhan Lokal

SKYE Bar

Salah satu kekuatan utama dari SKYE Bar bukan hanya lokasinya yang berada di atas awan, tapi juga menunya yang berani dan tidak pasaran.

Chef-chef di sini tampaknya tidak takut bereksperimen. Ada menu khas Amerika Latin, Asia Tenggara, dan Mediterania yang diolah dengan teknik kuliner modern. Tapi jangan salah, mereka tetap memberikan sentuhan lokal dalam plating, garnish, hingga infused sauce yang digunakan.

Misalnya, menu signature seperti Truffle Gyu Don—hidangan nasi Jepang klasik, dimodifikasi dengan potongan wagyu melt-in-your-mouth, telur onsen setengah matang, dan truffle oil yang memabukkan aromanya. Atau Barramundi Asam Pedas, yang sebenarnya adalah reinterpretasi ikan bakar Indonesia tapi dengan gaya plating restoran bintang lima.

Kalau kamu datang untuk sekadar minum dan ngobrol, SKYE punya koleksi cocktail dan mocktail khas yang sangat menarik. Ada yang dinamakan “Jakarta Sunset”—perpaduan antara jeruk keprok, rosemary, dan sedikit gin yang membuat tenggorokanmu hangat pelan-pelan.

Bagi para vegetarian dan vegan, SKYE juga tidak ketinggalan zaman. Ada banyak pilihan yang menyenangkan, dari salad alpukat dengan vinaigrette lokal, hingga burger jamur portobello yang jujur saja… terasa lebih mewah daripada daging asli.

Dan makanan di sini bukan cuma enak, tapi juga estetik. Sajian yang tiba di meja selalu jadi bahan obrolan. “Ini bukan buat dimakan dulu,” kata Tika, pengunjung yang datang dari Bandung. “Ini buat difoto dari lima sudut, baru dimakan.”

SKYE Sebagai Destinasi Wisata Urban—Lebih dari Lifestyle

Berwisata tidak selalu harus ke pantai, gunung, atau candi. Di era urbanisasi seperti sekarang, kota pun bisa jadi destinasi wisata, dan SKYE adalah salah satu titik tertingginya—secara literal dan metaforis.

Untuk pelancong luar kota, mengunjungi SKYE adalah seperti mencicipi wajah Jakarta dari sisi yang paling glamor. Tempat ini menggabungkan semua elemen yang dicari wisatawan muda: view yang memukau, ambience yang stylish, pelayanan yang ramah, serta akses mudah karena berada di pusat kota.

Pernah ada pasangan dari Medan yang datang ke Jakarta hanya untuk merayakan anniversary mereka di SKYE. Mereka sengaja memesan tempat di tepi kolam, memotret momen matahari terbenam, dan menyantap menu eksklusif sambil menatap gedung-gedung pencakar langit. “Rasanya kayak di film,” kata mereka.

Untuk pebisnis, SKYE jadi lokasi ideal untuk client meeting yang tak terlalu formal tapi tetap impresif. Bagi content creator, ini adalah lahan emas untuk membuat konten lifestyle, culinary review, atau bahkan dance reels dengan latar langit senja.

Pemerintah DKI Jakarta bahkan pernah menyebut SKYE dalam salah satu kampanye pariwisata kota sebagai contoh “urban tourism that works”. Alasannya jelas: SKYE memberi pengalaman lengkap—kuliner, visual, dan interaksi sosial.

Waktu Terbaik Mengunjungi dan Tips Biar Pengalaman Maksimal

Tak semua waktu cocok untuk ke SKYE. Kalau kamu datang untuk benar-benar menikmati suasana dan mengambil foto-foto terbaik, waktu paling pas adalah antara pukul 17.30 hingga 19.00, ketika matahari mulai tenggelam dan lampu kota mulai menyala satu per satu.

Tapi hati-hati, jam segini juga waktu paling ramai. Jadi, disarankan untuk melakukan reservasi minimal sehari sebelumnya. Website dan akun Instagram resmi mereka biasanya membuka sistem reservasi yang cukup responsif.

Bagi kamu yang ingin datang hanya untuk minum-minum dan ngobrol santai, waktu selepas jam 21.00 adalah pilihan terbaik. Musik sudah mulai dimainkan oleh DJ, ambience berubah jadi lebih intim, dan kamu bisa menikmati sisi nightlife-nya.

Pakaian juga penting. SKYE punya dress code semi-formal. Hindari sandal jepit dan kaos oblong. Meski kamu datang untuk bersantai, ingat bahwa tempat ini punya standar tertentu. Dan kalau kamu datang dengan teman-teman, usahakan berbagi menu—selain lebih hemat, kamu juga bisa mencoba lebih banyak varian.

Oh, dan satu lagi. Jangan lupa bawa kamera (atau HP dengan kamera bagus). Karena percayalah, kamu bakal menyesal kalau pulang tanpa foto satu pun dari rooftop ini.

SKYE dalam Konteks Kota dan Budaya Pop Jakarta

SKYE Bar bukan sekadar tempat makan atau minum. Ia sudah menjadi bagian dari budaya pop Jakarta. Disebut dalam vlog artis, masuk ke dalam sinetron, bahkan jadi latar untuk beberapa klip musik populer. Keberadaannya telah menjembatani antara dunia hiburan, gaya hidup, dan pariwisata.

Bagi warga Jakarta sendiri, SKYE adalah semacam simbol status. Tapi bukan dalam arti negatif. Melainkan seperti, “kamu sudah pernah ke SKYE belum?”—seperti bertanya apakah kamu sudah mencoba salah satu landmark baru kota.

Dalam banyak hal, SKYE ikut membentuk cara orang melihat Jakarta sebagai kota yang modern, kosmopolitan, dan siap bersaing dengan destinasi urban dunia lain seperti Bangkok, Kuala Lumpur, atau bahkan Singapura.

Pihak pengelola juga terbilang aktif menciptakan suasana yang dinamis. Mereka rutin mengadakan event bertema, mulai dari “Latin Night” hingga “Jazz Over The Clouds”. Bahkan saat hari kemerdekaan atau malam tahun baru, SKYE selalu jadi salah satu tempat terbaik untuk menyaksikan kembang api Jakarta dari ketinggian.

Tak heran bila tempat ini terus dipadati pengunjung dari segala usia dan latar belakang. Ia punya daya tarik lintas generasi, dan itu tidak mudah dicapai oleh sebuah tempat makan.

 SKYE Bar, Tempat di Mana Langit dan Kota Bertemu

Banyak tempat menawarkan makanan enak. Banyak pula rooftop bar di Jakarta. Tapi hanya segelintir yang mampu menggabungkan atmosfer, kuliner, dan karakter kota seperti SKYE Bar.

Dari langit Jakarta, kamu bukan cuma menyantap makanan. Kamu menyerap denyut kota, menyaksikan transisinya dari senja ke malam, dan merasakan bahwa di tengah kesibukan metropolitan, selalu ada ruang untuk sejenak menikmati hidup.

Jadi, jika kamu sedang mencari destinasi wisata yang tak biasa di Jakarta—tempat yang bisa membuatmu merasa seperti berada di luar negeri tanpa keluar dari kota—maka SKYE Bar adalah jawabannya.

Naiklah ke atas. Tataplah kota. Dan biarkan pengalaman itu meledak di lidah, mata, dan hati.

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Travel

Baca Juga Artikel dari: Keagungan Bagan Temple: Jejak Sejarah di Tanah Myanmar

Author

More From Author

Bagan Temple dari Balon Udara: Pengalaman Tak Terlupakan di Negeri Seribu Kuil

Keagungan Bagan Temple: Jejak Sejarah di Tanah Myanmar

Bromo

Bromo: Rahasia Seru Jelajah Alam yang Bikin Nagih!