Raden Panji Sosrokartono adalah tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang dikenal sebagai intelektual, jurnalis, dan pejuang nasionalis, serta kakak kandung dari Raden Ajeng Kartini. Meskipun tidak seterkenal adiknya, peran Sosrokartono dalam bidang pendidikan, diplomasi, dan budaya sangatlah besar.
Ia adalah pribumi pertama yang berhasil menembus dunia akademik Eropa, menguasai lebih dari 17 bahasa, dan menjadi simbol kebangkitan intelektual Indonesia di masa penjajahan. Sosrokartono memadukan kecerdasan, spiritualitas, dan semangat nasionalisme dalam kehidupannya.
Masa Kecil dan Pendidikan Raden Panji Sosrokartono
Sosrokartono lahir pada 10 April 1877 di Jepara, Jawa Tengah. Ia berasal dari keluarga bangsawan Jawa. Ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, adalah Bupati Jepara, dan ibunya bernama M.A. Ngasirah. Sosrokartono adalah anak sulung dalam keluarga dan kakak kandung dari R.A. Kartini.
Sejak kecil, ia mendapat pendidikan Eropa. Setelah menyelesaikan biografi pendidikan dasar di Hindia Belanda, ia melanjutkan ke HBS (Hoogere Burgerschool) di Semarang, lalu ke Belanda untuk kuliah di Universitas Leiden, salah satu universitas tertua dan terbaik di Eropa.
Ia mengambil jurusan Orientalistiek (filologi dan bahasa-bahasa Timur), dan menguasai banyak bahasa asing, termasuk Belanda, Inggris, Prancis, Arab, Latin, Jepang, dan Sanskerta.
Karier Internasional dan Prestasi Hebat Raden Panji Sosrokartono
Menjadi Wartawan Perang di Eropa
Salah satu pencapaian luar biasa Raden Panji Sosrokartono adalah saat ia menjadi koresponden perang untuk harian The New York Herald, sebuah surat kabar internasional ternama asal Amerika Serikat. Ia meliput Perang Dunia I dari berbagai negara Eropa dan menjadi satu-satunya wartawan dari Asia di zona konflik.
Keberhasilannya dalam meliput konflik global dengan tulisan objektif dan tajam membuatnya dihormati di dunia jurnalistik internasional. Ini menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia mampu bersaing secara intelektual di panggung dunia, bahkan sebelum Indonesia merdeka.
Penerjemah Ulung dan Pekerja Liga Bangsa-Bangsa
Berkat kemampuan linguistiknya, Raden Panji Sosrokartono juga dipercaya menjadi penerjemah dalam berbagai forum internasional, termasuk di Liga Bangsa-Bangsa, cikal bakal dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ia dikenal sebagai polyglot atau ahli bahasa yang menguasai lebih dari 17 bahasa asing. Keahliannya ini dimanfaatkan untuk menjembatani komunikasi antara negara-negara Eropa dan Asia dalam forum-forum diplomasi.
Kembali ke Tanah Air dan Menjadi Tabib Spiritual Raden Panji Sosrokartono
Setelah mengabdi dalam dunia internasional, Sosrokartono memilih pulang ke Indonesia dan hidup sederhana. Ia menolak jabatan tinggi di pemerintahan Hindia Belanda dan memilih menyepi di Paviliun Tjandi di Semarang.
Di tempat tersebut, ia menjalankan pengobatan alternatif secara spiritual. Banyak orang datang kepadanya untuk meminta bantuan, baik fisik maupun batin. Ia menyebut pengabdiannya itu sebagai “Laboratorium Kasih”, tempat ia menyembuhkan orang dengan cinta dan energi batin.
Meskipun tak lagi terjun dalam politik atau pendidikan secara langsung, ia tetap menjadi tokoh yang dihormati dan dicintai masyarakat, termasuk oleh tokoh-tokoh pergerakan seperti Ki Hadjar Dewantara dan Cipto Mangunkusumo.
Hubungan dengan Kartini dan Inspirasi Pergerakan
Sebagai kakak kandung dari R.A. Kartini, Sosrokartono menjadi figur penting dalam pembentukan pemikiran Kartini. Korespondensi mereka mengungkap bahwa Kartini banyak belajar tentang pentingnya ilmu pengetahuan dan keadilan sosial dari kakaknya.
Kartini mengagumi sosok Sosrokartono yang cerdas, rendah hati, dan punya jiwa nasionalisme tinggi. Kartini sendiri sering menyebut kakaknya sebagai “Kakanda tercinta yang membuka mata dan hati”.
Tak heran jika sebagian pemikiran Kartini tentang pendidikan perempuan, kemajuan bangsa, dan nilai kemanusiaan fatcai99 terinspirasi dari Sosrokartono.
Fakta Menarik tentang Raden Panji Sosrokartono
- Kakak kandung dari R.A. Kartini, pahlawan emansipasi perempuan Indonesia
- Lulusan Universitas Leiden, salah satu pribumi pertama yang kuliah di Eropa
- Menguasai lebih dari 17 bahasa asing dan menjadi penerjemah Liga Bangsa-Bangsa
- Wartawan perang Asia pertama dalam Perang Dunia I untuk The New York Herald
- Menyepi sebagai tabib spiritual di Semarang dan membantu masyarakat tanpa pamrih
Warisan dan Pengaruhnya bagi Bangsa
Meski tak masuk dalam arus utama pergerakan politik, pemikiran dan karya Raden Panji Sosrokartono sangat berpengaruh bagi perkembangan pendidikan, nasionalisme, dan kebudayaan Indonesia.
Ia adalah bukti nyata bahwa Indonesia mampu melahirkan intelektual hebat yang dihormati dunia. Kiprahnya di dunia internasional menjadi kebanggaan bangsa Indonesia sebelum era kemerdekaan.
Warisan nilai-nilai spiritual dan moral yang ia ajarkan masih hidup dalam masyarakat Jawa hingga kini. Bahkan, beberapa tokoh nasional menyebut Sosrokartono sebagai jembatan antara spiritualitas Timur dan intelektualitas Barat.
Akhir Hayat dan Pengakuan Negara
Raden Panji Sosrokartono wafat pada 8 Februari 1952 di Bandung, Jawa Barat. Ia dimakamkan secara sederhana, sesuai dengan gaya hidupnya yang bersahaja dan tidak mengejar popularitas.
Meskipun belum ditetapkan secara resmi sebagai Pahlawan Nasional, banyak pihak yang mendorong pengakuan tersebut karena jasa-jasa dan keteladanannya sebagai cendekiawan, tokoh pers, dan pejuang kemanusiaan.
Kesimpulan
Raden Panji Sosrokartono adalah tokoh cendekia dan pejuang nasional yang patut dikenang, baik karena kemampuannya di dunia internasional maupun dedikasinya terhadap rakyat kecil.
Sebagai kakak Kartini, ia menjadi sumber inspirasi yang membentuk semangat dan pemikiran adiknya. Sebagai pribadi, ia mencerminkan perpaduan antara kecerdasan, kebijaksanaan, dan cinta kasih terhadap sesama.
Namanya mungkin tak selalu muncul di buku pelajaran, namun jejaknya begitu kuat dalam membentuk arah sejarah bangsa ini, khususnya dalam mencetak generasi intelektual dan spiritual yang mandiri.
Baca juga biografi hebat berikut: Alexander Evert Kawilarang: Pendiri Kopassus