Mohammad Hoesni Thamrin

Mohammad Hoesni Thamrin: Pejuang Politik dari Jakarta

Mohammad Hoesni Thamrin adalah salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia yang berperan dalam dunia politik. Sebagai seorang pemimpin yang berasal dari Jakarta, ia menggunakan jalur diplomasi dan parlemen untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia di bawah pemerintahan kolonial Belanda.

Sebagai seorang politisi yang vokal, Thamrin dikenal sebagai tokoh yang menolak ketidakadilan sistem kolonial dan berusaha keras untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia melalui kebijakan yang lebih adil. Meskipun ia tidak terlibat langsung dalam pertempuran bersenjata, perjuangannya dalam dunia politik menjadi salah satu faktor kunci dalam gerakan nasional menuju kemerdekaan.

Masa Kecil dan Pendidikan Mohammad Hoesni Thamrin

Kisah Perjuangan Mohammad Husni Thamrin - PENAINFO

Mohammad Hoesni Thamrin lahir pada 16 Februari 1894 di Weltevreden, Batavia (sekarang Jakarta). Ia berasal dari keluarga terpandang yang memiliki latar belakang keturunan Betawi dan Arab, yang membuatnya memiliki akses lebih luas ke dunia pendidikan dan politik.

Sejak kecil, Thamrin dikenal sebagai anak yang cerdas dan kritis terhadap ketidakadilan sosial. Ia menyelesaikan pendidikannya di Koninklijke Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia, sekolah yang saat itu hanya bisa diakses oleh kaum elite pribumi dan keturunan Eropa.

Setelah lulus, ia mulai bekerja sebagai pegawai di pemerintah Hindia Belanda. Namun, ia segera menyadari bahwa sistem pemerintahan kolonial sangat tidak adil terhadap rakyat pribumi, sehingga ia mulai aktif dalam berbagai organisasi politik yang memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia.

Peran Mohammad Hoesni Thamrin dalam Perjuangan Politik

1. Bergabung dengan Volksraad (Dewan Rakyat)

Pada tahun 1927, Mohammad Hoesni Thamrin diangkat menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat Hindia Belanda) sebagai perwakilan kaum pribumi. Volksraad adalah lembaga semacam parlemen kolonial yang dibentuk oleh Belanda, tetapi sebagian besar anggotanya adalah orang-orang yang pro-Belanda.

Meskipun Volksraad tidak memiliki kekuasaan penuh, Thamrin menggunakan posisinya untuk menyuarakan ketidakadilan yang dialami oleh rakyat Indonesia. Ia menjadi salah satu anggota yang paling vokal dalam menentang kebijakan diskriminatif Belanda.

2. Mendirikan Fraksi Nasional

Pada tahun 1930, Mohammad Hoesni Thamrin bersama dengan beberapa tokoh pergerakan mancingduit nasional lainnya mendirikan Fraksi Nasional di Volksraad. Fraksi ini bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia secara konstitusional dan menentang kebijakan kolonial.

Melalui Fraksi Nasional, Thamrin mengajukan berbagai usulan untuk menghapus sistem kerja paksa (rodi), meningkatkan kesejahteraan rakyat, serta memberikan akses pendidikan yang lebih luas bagi pribumi.

3. Menentang Politik Apartheid Belanda

Belanda menerapkan kebijakan diskriminasi rasial yang membatasi hak-hak rakyat pribumi, termasuk dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial. Mohammad Hoesni Thamrin dengan tegas menentang kebijakan ini dan menuntut kesetaraan antara pribumi dan orang-orang keturunan Eropa di Hindia Belanda.

Salah satu gagasannya yang terkenal adalah mengusulkan penggunaan istilah “Indonesia” untuk menggantikan istilah “Hindia Belanda”, yang saat itu digunakan oleh Belanda untuk menyebut wilayah jajahannya.

Ia percaya bahwa dengan mengganti nama Hindia Belanda menjadi Indonesia, rakyat akan lebih memiliki identitas nasional yang kuat dan siap untuk merdeka.

4. Mendukung Gerakan Nasionalis dan Soekarno

Sebagai seorang pemimpin politik, Thamrin tidak hanya berjuang di dalam Volksraad, tetapi juga mendukung gerakan nasionalis yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta.

Ketika Soekarno ditangkap oleh Belanda pada tahun 1930, Thamrin adalah salah satu tokoh yang mengecam tindakan tersebut dan berusaha membela Soekarno di pengadilan.

Ia juga sering membantu organisasi pergerakan nasionalis dengan menyediakan dukungan finansial dan tempat untuk berdiskusi.

Penangkapan dan Kematian Mohammad Hoesni Thamrin

Karena aktivitas politiknya yang semakin radikal, Belanda mulai menganggap biografi Thamrin sebagai ancaman bagi pemerintahan kolonial. Pada 6 Januari 1941, ia ditangkap dan ditahan di rumahnya di Jakarta dengan tuduhan bekerja sama dengan Jepang (yang saat itu mulai masuk ke wilayah Asia Tenggara).

Namun, sebelum sempat diadili, Mohammad Hoesni Thamrin meninggal dunia pada 11 Januari 1941 dalam usia 47 tahun. Banyak yang menduga bahwa ia dibunuh oleh Belanda secara diam-diam karena pengaruhnya yang besar di kalangan rakyat.

Fakta Menarik tentang Mohammad Hoesni Thamrin

2022 INDONESIA 2,000 2000 RUPIAH P-163 UNC+ +MOHAMMAD HOESNI THAMRIN TARI  PIRING | eBay

  • Mengusulkan istilah “Indonesia” sebagai pengganti “Hindia Belanda” dalam forum resmi Volksraad.
  • Salah satu politisi pribumi pertama yang secara terang-terangan menentang diskriminasi rasial oleh Belanda.
  • Menjadi anggota Volksraad dan menggunakan posisinya untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia.
  • Mendirikan Fraksi Nasional di Volksraad untuk menampung suara perlawanan terhadap Belanda.
  • Dukungan terhadap gerakan nasionalisme membuatnya ditangkap oleh Belanda pada tahun 1941.
  • Gugur dalam perjuangan sebelum Indonesia merdeka, tetapi perjuangannya tetap menjadi inspirasi bagi generasi setelahnya.

Warisan Mohammad Hoesni Thamrin bagi Indonesia

Sebagai seorang pejuang politik yang gigih, Mohammad Hoesni Thamrin meninggalkan banyak warisan bagi bangsa Indonesia.

  • Namanya diabadikan sebagai nama jalan utama di Jakarta, yaitu Jalan MH Thamrin.
  • Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 1960 atas jasa-jasanya dalam perjuangan kemerdekaan.
  • Menginspirasi perjuangan politik melalui jalur diplomasi dan parlemen.
  • Membantu merumuskan konsep Indonesia sebagai negara yang berdaulat dan memiliki identitas nasional yang kuat.

Kesimpulan

Mohammad Hoesni Thamrin adalah pejuang politik dari Jakarta yang memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dengan keberanian dan kecerdasannya, ia menggunakan jalur parlemen untuk menentang kebijakan kolonial Belanda dan memperjuangkan hak-hak rakyat pribumi.

Meskipun akhirnya gugur sebelum kemerdekaan tercapai, gagasannya tentang kesetaraan, identitas nasional, dan hak rakyat Indonesia tetap menjadi bagian penting dari sejarah bangsa. Namanya akan selalu dikenang sebagai tokoh yang berjuang tanpa senjata, tetapi dengan kekuatan pemikiran dan diplomasi.

Baca juga artikel berikut: Bagindo Azizchan: Pejuang Kemerdekaan Sumatera Barat

Author

More From Author

Mata uang

Mata Uang: Panduan Lengkap Asal Usul dan Sejarah Penciptaan

Yakitori

Yakitori: Skewering Japan’s Chicken Delight