@all izin break hingga 18:00

Ki Sarmidi Mangunsarkoro: Pejuang Pendidikan Indonesia

Ki Sarmidi Mangunsarkoro adalah seorang pejuang pendidikan Indonesia yang berperan besar dalam pengembangan sistem pendidikan nasional. Ia percaya bahwa pendidikan adalah alat utama untuk membangun bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Sebagai seorang pendidik dan pemikir nasionalis, Ki Sarmidi Mangunsarkoro berjuang agar sistem pendidikan di Indonesia tidak hanya berbasis akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan karakter nasional. Ia menekankan pentingnya pendidikan berbasis moral, budi pekerti, dan nasionalisme, yang kemudian menjadi dasar dalam sistem pendidikan Indonesia.

Masa Kecil dan Pendidikan Ki Sarmidi Mangunsarkoro

Sosok Ki Sarmidi Mangunsarkoro Murid Andalan Ki Hajar Dewantara, Pahlawan  Sumpah Pemuda dari Solo - Tribunjambi.com

Sarmidi Mangunsarkoro lahir pada 23 Mei 1904 di Surakarta, Jawa Tengah. Sejak kecil, ia menunjukkan minat yang besar terhadap dunia pendidikan dan memiliki kesadaran nasional yang tinggi.

Ia mendapatkan pendidikan formalnya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), lalu melanjutkan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah bagi pribumi di zaman Belanda. Selama masa pendidikannya, ia menyadari bahwa sistem pendidikan kolonial tidak memberikan kebebasan berpikir bagi bangsa Indonesia, sehingga ia mulai mencari cara untuk memperbaiki sistem pendidikan di tanah air.

Perjuangan Ki Sarmidi Mangunsarkoro dalam Dunia Pendidikan

1. Bergabung dengan Pergerakan Pendidikan Nasional

Setelah menyelesaikan pendidikannya, biografi Ki Sarmidi Mangunsarkoro aktif dalam berbagai organisasi pendidikan dan nasionalisme. Ia bergabung dengan Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara untuk memberikan pendidikan berbasis kebangsaan bagi rakyat Indonesia.

Di dalam Taman Siswa, ia mengembangkan konsep pendidikan yang memadukan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai moral dan nasionalisme.

2. Kongres Pemuda II dan Peran dalam Sumpah Pemuda

Pada tahun 1928, Ki Sarmidi Mangunsarkoro terlibat dalam Kongres Pemuda II, yang melahirkan Sumpah Pemuda. Ia adalah salah satu tokoh yang menegaskan pentingnya pendidikan nasional yang bebas dari pengaruh kolonial dan berbasis pada kebudayaan Indonesia sendiri.

Ia berpendapat bahwa anak-anak Indonesia harus mendapatkan pendidikan yang berbasis pada identitas nasional, bukan sekadar mengikuti sistem yang dibuat oleh Belanda.

3. Menjadi Menteri Pendidikan di Era Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka, Ki Sarmidi Mangunsarkoro dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan pada tahun 1949–1950. Dalam masa jabatannya, ia menyusun berbagai kebijakan pendidikan yang masih menjadi dasar sistem pendidikan Indonesia hingga saat ini.

Beberapa kebijakan penting yang ia terapkan meliputi:

  • Mengutamakan pendidikan nasional yang berbasis nilai-nilai kebangsaan dan moralitas.
  • Mengembangkan sistem pendidikan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa diskriminasi.
  • Mendorong penghapusan sistem pendidikan kolonial dan menggantinya dengan kurikulum berbasis keindonesiaan.

Kebijakan-kebijakan tersebut menjadi langkah awal dalam membangun sistem pendidikan Indonesia yang mandiri dan berdaulat.

Pemikiran Ki Sarmidi Mangunsarkoro tentang Pendidikan

Tangan Kanan Ki Hajar Dewantara dari Surakarta

Sebagai seorang tokoh pendidikan, Ki Sarmidi Mangunsarkoro memiliki beberapa gagasan utama yang masih relevan hingga saat ini.

1. Pendidikan Harus Berbasis Kebangsaan

Ia percaya bahwa pendidikan di Indonesia harus mencerminkan identitas bangsa dan tidak boleh terpengaruh oleh sistem kolonial. Ia menekankan bahwa kurikulum pendidikan harus mengajarkan sejarah, budaya, dan bahasa Indonesia sebagai bagian utama dalam pembelajaran.

2. Pendidikan Harus Membangun Karakter Anak Bangsa

Selain ilmu pengetahuan, pendidikan harus membentuk karakter yang kuat. Ia menekankan pentingnya pendidikan budi pekerti, agar anak-anak Indonesia tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki moral yang baik dan rasa tanggung jawab terhadap bangsa.

3. Pendidikan Harus Merata untuk Semua Rakyat Indonesia

Pada masa kolonial, hanya golongan tertentu yang bisa mengakses pendidikan. Ki Sarmidi Mangunsarkoro berjuang agar semua rakyat, tanpa memandang status sosial, mendapatkan hak yang sama untuk bersekolah.

Ia mendorong pembangunan sekolah-sekolah rakyat dan membuka kesempatan bagi semua anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Fakta Menarik tentang Ki Sarmidi Mangunsarkoro

  • Salah satu tokoh dalam Kongres Pemuda II yang memperjuangkan pendidikan nasional.
  • Menjadi Menteri Pendidikan Indonesia pada 1949-1950 dan mengembangkan kebijakan pendidikan nasional.
  • Mengutamakan pendidikan karakter dan kebangsaan dalam kurikulum sekolah.
  • Aktif dalam organisasi Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara.
  • Menjadi pelopor dalam pembangunan sistem pendidikan nasional yang berlandaskan nilai-nilai keindonesiaan.

Warisan Ki Sarmidi Mangunsarkoro bagi Indonesia

Sebagai seorang pejuang pendidikan, Ki Sarmidi Mangunsarkoro meninggalkan banyak warisan yang masih terasa hingga saat ini.

  • Konsep pendidikan nasional yang berbasis pada identitas bangsa diterapkan dalam kurikulum pendidikan Indonesia.
  • Pendidikan karakter dan budi pekerti menjadi bagian danatoto dari sistem pendidikan di Indonesia.
  • Sekolah-sekolah rakyat berkembang dan memberikan akses pendidikan bagi semua golongan masyarakat.
  • Namanya diabadikan dalam berbagai lembaga pendidikan dan nama jalan di beberapa kota di Indonesia.

Kesimpulan

Ki Sarmidi Mangunsarkoro adalah pejuang pendidikan nasional yang berjuang agar pendidikan di Indonesia tidak hanya sekadar akademik, tetapi juga membentuk karakter dan nasionalisme.

Sebagai tokoh penting dalam Kongres Pemuda II dan Menteri Pendidikan, ia mengembangkan kebijakan yang menjadi fondasi dalam sistem pendidikan Indonesia. Ia percaya bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk membangun bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Semangat dan pemikirannya tentang pendidikan tetap relevan hingga saat ini, menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk terus mengembangkan pendidikan yang berbasis kebangsaan, moral, dan keadilan sosial.

Satu dari pahlawan perempuan di Indonesia: Malahayati: Pahlawan Laut dari Aceh yang Menginspirasi

Author

More From Author

Nasi Kuning Spesial

Nasi Kuning Spesial: Hidangan Tradisional yang Wajib Dicoba

Chana Masala

Chana Masala: North India’s Favorite Chickpea Curry