Kahar Muzakkar

Kahar Muzakkar: Tokoh Kontroversial dan Pemimpin Sulawesi

Kahar Muzakkar adalah tokoh kontroversial dalam sejarah Indonesia yang berasal dari Sulawesi Selatan. Ia dikenal sebagai seorang pemimpin militer dan pejuang kemerdekaan, namun juga sebagai figur yang berbalik menentang pemerintah pusat dengan memimpin pemberontakan DI/TII di Sulawesi.

Meskipun akhir perjuangannya berujung pada konflik bersenjata dengan negara, peran Kahar Muzakkar dalam masa awal kemerdekaan Indonesia tidak bisa diabaikan. Ia adalah nasionalis ulung, yang awalnya sangat aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.

Masa Kecil dan Pendidikan Kahar Muzakkar

Awal Mula Kahar Muzakkar Lakukan Pemberontakan di Sulawesi Selatan, Kecewa  pada Pemerintah - Tribun-timur.com

Kahar Muzakkar lahir pada 24 Maret 1921 di daerah Luwu, Sulawesi Selatan. Ia berasal dari biografi keluarga yang cukup terpandang dan sejak kecil telah menunjukkan bakat kepemimpinan dan minat dalam agama Islam.

Pendidikan awalnya ia jalani di Sekolah Rakyat di Luwu, kemudian melanjutkan ke sekolah Muhammadiyah di Makassar. Di sanalah ia mulai aktif dalam kegiatan organisasi dan berkenalan dengan ide-ide nasionalisme serta pemikiran Islam modernis.

Setelah itu, ia sempat menempuh pendidikan di Yogyakarta, tempat ia semakin terlibat dalam gerakan politik dan Islam. Di sinilah Kahar mulai membangun jaringan dengan para tokoh nasional, termasuk tokoh-tokoh Muhammadiyah dan pergerakan nasional lainnya.

Perjuangan Kahar Muzakkar di Masa Revolusi

Aktif dalam Laskar Kemerdekaan

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Kahar Muzakkar segera terjun ke medan perjuangan. Ia mendirikan dan memimpin Laskar Sulawesi Selatan yang tergabung dalam Tentara Republik Indonesia.

Perannya sangat besar dalam mengorganisasi para pejuang asal Sulawesi yang berada di Jawa. Ia juga menjadi salah satu tokoh utama dalam pertempuran mempertahankan Yogyakarta dan sekitarnya dari agresi militer Belanda.

Menjadi Perwira dalam TNI

Setelah kemerdekaan diakui, Kahar bergabung dalam Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan diangkat sebagai perwira. Namun, hubungan antara dirinya dan struktur militer formal mulai retak ketika ia merasa bahwa para pejuang dari daerah seperti Sulawesi kurang dihargai dan tidak diberi tempat setara dalam tubuh TNI.

Kekecewaan ini diperparah ketika ia tidak mendapatkan posisi yang sesuai di militer. Dari sinilah kekecewaan Kahar terhadap pemerintah pusat mulai tumbuh. Ia merasa bahwa perjuangan rakyat Sulawesi tidak mendapat pengakuan yang layak.

Pemberontakan DI/TII di Sulawesi

Bergabung dengan Darul Islam

Pada awal tahun 1950-an, Kahar Muzakkar memutuskan untuk bergabung dengan gerakan Darul Islam (DI) yang saat itu dipimpin oleh Kartosuwiryo di Jawa Barat. Ia menyatakan bahwa wilayah Sulawesi juga berada di bawah Negara Islam Indonesia (NII).

Pada tahun 1952, ia secara resmi menyatakan pembangkangan terhadap pemerintah Republik Indonesia dan mendirikan basis perjuangan di pedalaman Sulawesi Selatan. Dari sana, ia memimpin perlawanan bersenjata terhadap pasukan pemerintah.

Gerakan ini dikenal sebagai DI/TII Kahar Muzakkar dan berlangsung selama lebih dari satu dekade, menyebabkan instabilitas keamanan di Sulawesi Selatan.

Motivasi Ideologis dan Kekecewaan Politik

Kahar tidak hanya didorong oleh faktor agama, tetapi juga oleh kekecewaan terhadap ketidakadilan politik latoto pusat terhadap daerah-daerah luar Jawa. Ia merasa bahwa sistem pemerintahan yang sentralistik tidak mencerminkan semangat persatuan yang dulu diperjuangkan saat revolusi.

Dengan latar belakang Islam dan nasionalisme yang kuat, ia ingin mendirikan negara berdasarkan syariat Islam, yang menurutnya bisa menjadi solusi atas krisis moral dan politik di Indonesia.

Akhir Perjuangan dan Kematian

Pemerintah pusat menganggap gerakan Kahar Muzakkar sebagai ancaman serius. Operasi militer besar-besaran diluncurkan untuk menumpas gerakan ini.

Pada 3 Februari 1965, Kahar Muzakkar tewas dalam sebuah penyergapan oleh pasukan TNI. Ia gugur di pedalaman Sulawesi Selatan, dan jasadnya tidak pernah ditemukan secara resmi.

Meskipun demikian, pengaruh dan pengikutnya masih tetap aktif beberapa tahun setelah kematiannya, sebelum akhirnya benar-benar dihentikan oleh pemerintah.

Pandangan terhadap Kahar Muzakkar: Pahlawan atau Pemberontak?

Misteri Kematian Kahar Muzakkar - Historia

Hingga kini, nama Kahar Muzakkar sering menimbulkan perdebatan. Sebagian orang melihatnya sebagai pemberontak yang melawan negara, sementara sebagian lain menganggapnya sebagai pahlawan yang kecewa dengan sistem yang tidak adil.

Tak bisa dimungkiri, pada awal kemerdekaan, Kahar adalah seorang pejuang nasionalis sejati, dan kontribusinya dalam perjuangan melawan Belanda sangat besar. Namun kemudian, kekecewaannya terhadap pemerintah pusat dan pilihannya untuk mengangkat senjata menjadikan namanya terkontroversial dalam sejarah Indonesia.

Fakta Menarik tentang Kahar Muzakkar

  • Memimpin Laskar Sulawesi Selatan di Jawa pasca-Proklamasi Kemerdekaan
  • Menjadi perwira TNI sebelum memisahkan diri
  • Bergabung dengan DI/TII dan menyatakan Sulawesi sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia
  • Mengorganisasi perlawanan bersenjata di Sulawesi Selatan selama lebih dari 10 tahun
  • Tewas dalam operasi militer tahun 1965, jasadnya tidak pernah ditemukan secara resmi

Warisan dan Relevansi Kahar Muzakkar dalam Sejarah

Terlepas dari kontroversinya, Kahar Muzakkar tetap menjadi bagian penting dalam sejarah bangsa. Ia mengajarkan bahwa nasionalisme daerah dan tuntutan keadilan pusat-daerah adalah isu yang nyata, bahkan sejak awal kemerdekaan.

Di beberapa daerah, terutama di Sulawesi Selatan, namanya masih dikenang, baik sebagai pembela hak daerah maupun sebagai tokoh Islam yang tegas memperjuangkan keyakinannya.

Pemerintah Indonesia tidak pernah secara resmi menetapkannya sebagai pahlawan nasional, namun peran awalnya dalam revolusi kemerdekaan tercatat dalam sejarah militer dan nasionalisme Indonesia.

Kesimpulan

Kahar Muzakkar adalah tokoh penting dan kompleks dalam sejarah Indonesia. Sebagai pejuang kemerdekaan dari Sulawesi, ia berjasa besar dalam perjuangan melawan penjajah. Namun, dalam perjalanan sejarahnya, ia memilih jalan berbeda dengan mengangkat senjata melawan pemerintah karena kekecewaan dan perbedaan ideologis.

Namanya menjadi simbol dari perjuangan daerah terhadap ketidakadilan pusat, sekaligus menjadi pelajaran bahwa perjuangan harus ditempuh melalui cara-cara yang tetap dalam bingkai persatuan dan konstitusi.

Generasi muda perlu memahami Kahar Muzakkar secara utuh, tidak hanya sebagai pemberontak, tetapi juga sebagai pejuang yang pernah sangat mencintai bangsa ini, dan yang perjuangannya dipengaruhi oleh konteks politik yang rumit pada masa itu.

Baca juga biografi pahlawan kita: Zainul Arifin: Pejuang Nasional dari Sumatera Barat

Author

More From Author

Vichyssoise

Vichyssoise: France’s Chilled Leek and Potato Soup

French Onion Soup

French Onion Soup: France’s Richly Caramelized Onion Soup