Ganjang Gejang

Ganjang Gejang: Sensasi Kepiting Mentah Korea Gak Cukup Satu!

Ganjang Gejang, alau kamu bilang ke temanmu bahwa kamu baru aja makan “kepiting mentah,” kemungkinan besar ekspresi mereka bakal campur aduk: antara kagum, bingung, dan sedikit geli. Itu juga yang terjadi ke saya.

Awalnya saya pikir, “Mana ada makanan mentah selain sashimi dan sushi yang bisa dinikmati sepenuh hati?” Sampai saya liburan ke Seoul, lalu kenalan sama Ganjang Gejang—hidangan tradisional Korea berupa kepiting mentah yang direndam dalam kecap asin spesial. Dan setelah gigitan pertama? Fix. Saya ngerti kenapa makanan ini disebut bapdoduk alias “si pencuri nasi.”

Bukan hanya enak. Rasanya dalam, rumit, dan… menggugah sesuatu yang primal di lidah. Campuran rasa asin, manis, sedikit pahit dari kecap yang difermentasi, dan tekstur kenyal khas daging kepiting mentah itu bikin ketagihan. Serius.

Saya waktu itu makan di restoran spesialis seafood di kawasan Sinsa-dong. Ganjang Gejang-nya disajikan dingin, dengan nasi hangat, beberapa banchan (side dish), dan sup ganggang laut. Dan entah kenapa, saya yang biasanya cuma makan satu mangkuk nasi, hari itu habis… tiga.

Pertemuan Pertama yang Mengubah Persepsi tentang Kepiting

Ganjang Gejang

Sejarah dan Filosofi di Balik Ganjang Gejang

Ganjang Gejang bukan makanan baru. Makanan ini sudah ada sejak zaman Dinasti Joseon, dan dipercaya sebagai salah satu bentuk pelestarian makanan laut di masa sebelum ada kulkas.

Kata “Gejang” sendiri berasal dari dua kata: ge (게) yang berarti kepiting dan jang (장) yang merujuk pada saus fermentasi seperti kecap asin atau gochujang. Maka, ganjang gejang secara harfiah berarti kepiting dalam saus kecap asin.

Tradisi ini dimulai dari nelayan di pesisir barat Korea yang menangkap kepiting biru (blue crab), lalu merendamnya dalam campuran ganjang agar bisa awet selama berhari-hari. Lama kelamaan, dari yang awalnya metode pengawetan, justru jadi hidangan mewah.

Di masa kini, ganjang gejang berkembang menjadi sajian kelas atas yang dijual di restoran-restoran premium di Seoul, Busan, hingga Jeonju. Bahkan ada restoran yang khusus hanya menjual gejang, dan pelanggan setianya datang dari mancanegara.

Ganjang Gejang bukan cuma tentang rasa. Tapi juga tentang keterampilan fermentasi, rasa hormat terhadap laut, dan filosofi makanan Korea yang menggabungkan keseimbangan rasa dan fungsi tubuh.

Proses Pembuatan Ganjang Gejang—Bukan Sekadar Tuang Kecap

Kalau kamu berpikir “Ah, gampang ini mah. Tinggal rendam kepiting ke kecap,”—sorry to disappoint you, bro. Proses bikin ganjang gejang jauh lebih kompleks dari kelihatannya. But that’s what makes it special.

🧂 Step-by-step membuat Ganjang Gejang:

  1. Pemilihan Kepiting
    Yang digunakan biasanya kepiting biru betina. Kenapa? Karena teksturnya lembut, rasa dagingnya manis, dan punya telur (roe) yang jadi highlight dari hidangan ini.

  2. Pembersihan dan Pembekuan
    Kepiting yang masih hidup dibersihkan, dibekukan sejenak agar tidak terlalu “liar”, lalu dicairkan kembali sebelum masuk ke proses marinasi.

  3. Saus Ganjang Rahasia
    Saus ganjang (kecap asin Korea) direbus bersama bawang putih, jahe, daun bawang, lada hitam, apel pir, dan kadang juga ginseng. Setelah direbus, didinginkan dulu agar tidak merusak tekstur kepiting.

  4. Perendaman Bertahap
    Kepiting direndam dalam saus selama 12–24 jam. Setelah itu, sausnya dibuang dan diganti dengan rebusan ganjang baru. Proses ini bisa berulang 2–3 kali untuk membangun rasa tanpa over-fermentasi.

  5. Disajikan Dingin
    Setelah proses selesai, ganjang gejang disimpan di kulkas dan disajikan dingin—bersama nasi putih panas dan banchan pendamping.

Yang menarik, ada restoran yang menyimpan ganjang gejang-nya selama dua minggu sebelum disajikan. Hasilnya? Lebih umami, tapi juga lebih intens. Agak ekstrem, sih. Tapi ya… namanya juga seni fermentasi.

Cara Menikmati Ganjang Gejang ala Orang Lokal

Ganjang Gejang

Biar pengalamanmu maksimal, ini beberapa tips makan ganjang gejang langsung dari orang Korea asli—termasuk dari ajumma (bibi-bibi restoran) yang saya temui di Myeongdong:

🍚 1. Campur Nasi di Cangkang

Setelah kamu korek habis daging kepiting dan telurnya, sisa cangkang kepiting biasanya penuh dengan saus ganjang dan cairan manis dari tubuh kepiting. Nah, ambil satu sendok nasi panas, masukin ke cangkang, aduk rata, dan… hap!—nikmat dunia.

🌶️ 2. Tambah Sedikit Gochujang

Kalau kamu suka pedas, coba tambahkan sejumput gochujang atau irisan cabai hijau. Kombinasi asin, manis, dan pedasnya tuh… nempel banget di lidah.

🥢 3. Jangan Lupa Banchan

Ganjang Gejang biasanya disajikan dengan kimchi, acar lobak, sup rumput laut, dan kadang telur dadar. Semua itu dirancang untuk menyeimbangkan rasa ekstrem dari gejang—biar gak enek.

🧊 4. Makan Dingin, Nikmati Perlahan

Ingat, ini bukan makanan untuk dilahap terburu-buru. Nikmati perlahan, kunyah, dan rasakan lapisan rasa ganjang yang menyerap ke daging kepiting.

Oh iya, buat yang belum pernah coba: teksturnya mirip sashimi tapi lebih lembek. Beberapa orang mungkin perlu waktu buat adaptasi. Tapi begitu terbiasa, kamu bakal craving tiap liat fotonya di IG.

Ganjang Gejang dalam Budaya Pop dan Kuliner Modern

Kamu mungkin gak sadar, tapi ganjang gejang makin populer berkat drama Korea dan YouTuber mukbang. Coba deh buka YouTube dan ketik “간장게장 먹방”—kamu bakal nemu ratusan video orang makan ganjang gejang dengan ekspresi nikmat maksimal.

Salah satu momen paling ikonik? Di drama “Let’s Eat” (2013), karakter utama memamerkan cara makan ganjang gejang dengan penuh gaya, dan sejak itu permintaan terhadap hidangan ini langsung melonjak.

Restoran-restoran Korea di luar negeri pun mulai menambahkan ganjang gejang di menu mereka. Dari New York, Los Angeles, sampai Jakarta—semakin banyak tempat yang menyediakan versi lokal dari makanan ini.

Bahkan chef-celebrity sekelas Baek Jong-won dan Maangchi sudah membuat versi homemade-nya di YouTube. Mereka menyebut ganjang gejang sebagai “umami bomb” karena kandungan glutamat alaminya yang tinggi banget. It’s literally science of deliciousness.

Penutup: Ganjang Gejang—Kejutan Fermentasi yang Layak Dicoba Sekali Seumur Hidup

Saya tahu, buat sebagian orang makan kepiting mentah kedengarannya ekstrim. Tapi kadang, pengalaman kuliner paling berkesan datang dari hal-hal yang kita hindari dulu karena takut atau asing.

Ganjang Gejang bukan cuma makanan. Ia adalah pengalaman rasa, sejarah, teknik, dan budaya yang menyatu dalam satu cangkang kecil berisi lautan rasa.

Kalau kamu pecinta sashimi, suka eksplor kuliner unik, dan punya jiwa petualang—ganjang gejang adalah tantangan yang layak kamu hadapi. Dan kalau kamu jatuh cinta setelahnya… selamat. Kamu telah direkrut ke dalam klub pencinta nasi tak terkendali.

Baca Juga Artikel dari: Chili Crab Xiao Long Bao: A Fiery Twist on Soup Dumplings

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Culinary

Author

Deadvlei White: Keajaiban Alam Gurun Pasir di Namibia

Deadvlei White: Keajaiban Alam yang Memukau di Namibia