AH Nasution atau Jenderal Abdul Haris Nasution adalah salah satu tokoh militer dan politik paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Ia dikenal sebagai seorang jenderal besar yang memainkan peran penting dalam pertahanan negara serta strategi militer Indonesia. Selain itu, ia juga seorang pemikir yang mencetuskan konsep Perang Rakyat Semesta, yang menjadi dasar strategi pertahanan Indonesia.
Selain sebagai pemimpin militer, AH Nasution juga memiliki perjalanan panjang dalam dunia politik. Ia terlibat dalam berbagai kebijakan strategis, baik di masa pemerintahan Soekarno maupun Soeharto. Meskipun pernah mengalami berbagai tantangan, termasuk menjadi target dalam peristiwa G30S/PKI, Nasution tetap menjadi sosok yang dihormati dan dihargai atas jasa-jasanya dalam membangun negara.
Artikel ini akan mengupas secara lengkap biografi AH Nasution, karya dan kontribusinya, kebijakan kontroversial yang pernah ia ambil, perjalanan hidupnya, serta fakta menarik tentangnya.
Masa Kecil dan Pendidikan AH Nasution
AH Nasution lahir pada 3 Desember 1918 di Kotanopan, Sumatera Utara. Ia berasal dari keluarga yang sederhana tetapi sangat menjunjung tinggi pendidikan. Sejak kecil, Nasution sudah menunjukkan kecerdasan dan minat yang besar dalam ilmu pengetahuan serta kepemimpinan.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, ia melanjutkan ke Hogere Kweekschool (sekolah gu ru) di Bandung. Namun, ketertarikannya pada dunia militer membuatnya mendaftar di Akademi Militer KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger) di Bandung pada tahun 1940. Dari sana, ia mulai meniti kariernya di dunia militer yang membawanya ke berbagai posisi strategis dalam pertahanan negara.
Karya dan Kontribusi AH Nasution
Sebagai seorang jenderal dan pemikir militer, AH Nasution memberikan berbagai kontribusi besar yang berdampak luas bagi Indonesia.
1. Merancang Konsep Perang Rakyat Semesta
Salah satu kontribusi terbesar AH Nasution dalam dunia militer adalah konsep Perang Rakyat Semesta. Konsep ini menekankan bahwa pertahanan negara harus melibatkan seluruh rakyat, bukan hanya militer saja. Dengan strategi ini, setiap warga negara dapat berperan dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia dari ancaman luar.
2. Berperan dalam Perang Kemerdekaan Indonesia
Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945, AH Nasution langsung bergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kemudian menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Ia memainkan peran penting dalam Perang Gerilya melawan Belanda, terutama dalam Agresi Militer Belanda II tahun 1948.
Strateginya dalam Perang Gerilya terbukti sangat efektif dalam melemahkan kekuatan Belanda, sehingga Indonesia akhirnya mendapatkan pengakuan kedaulatan secara penuh pada tahun 1949.
3. Menulis Buku Strategi Militer
Selain sebagai prajurit, AH Nasution juga seorang penulis yang produktif dalam bidang strategi militer. Bukunya yang berjudul “Pokok-Pokok Gerilya” menjadi pedoman penting bagi tentara Indonesia dalam memahami taktik perang gerilya.
Buku ini juga menarik perhatian banyak negara lain dan dijadikan referensi dalam perang-perang gerilya di berbagai belahan dunia.
4. Berperan dalam Menumpas Pemberontakan
Sebagai pemimpin militer, AH Nasution turut terlibat dalam operasi penumpasan berbagai pemberontakan, seperti:
- Pemberontakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) yang dipimpin oleh Kartosoewirjo.
- Pemberontakan PRRI/Permesta di Sumatera dan Sulawesi.
- Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) yang menuntut pemisahan dari Indonesia.
Keberhasilannya dalam menumpas berbagai pemberontakan ini membuatnya semakin dihormati sebagai pemimpin militer yang kuat dan berpengaruh.
Kebijakan dan Langkah Kontroversial AH Nasution
Sebagai seorang tokoh besar, AH Nasution juga pernah mengambil kebijakan dan langkah-langkah yang dianggap kontroversial oleh berbagai pihak.
1. Terlibat dalam Pembubaran PKI
Setelah peristiwa G30S/PKI, AH Nasution adalah salah satu tokoh yang paling vokal dalam menentang Partai Komunis Indonesia (PKI). Ia mendukung langkah Soeharto dalam menumpas PKI dan membersihkan unsur-unsur komunis monggowin88 dari pemerintahan dan militer.
Namun, kebijakan ini menimbulkan dampak besar, termasuk terjadinya pembantaian massal terhadap anggota dan simpatisan PKI, yang hingga kini masih menjadi perdebatan sejarah.
2. Mendukung Demokrasi Terpimpin, tetapi Kemudian Menentangnya
Pada awalnya, AH Nasution mendukung konsep Demokrasi Terpimpin yang dijalankan oleh Soekarno. Namun, ketika konsep ini berkembang menjadi semakin otoriter, ia mulai mengkritiknya dan menjadi salah satu tokoh yang menuntut reformasi sistem pemerintahan.
Sikapnya yang berubah-ubah ini membuatnya kadang dikritik sebagai sosok yang tidak konsisten dalam kebijakan politik.
3. Sempat Berseberangan dengan Soeharto
Meskipun pada awalnya mendukung Soeharto, hubungan AH Nasution dengan Soeharto menjadi renggang setelah Orde Baru berkuasa. Ia tidak setuju dengan beberapa kebijakan Soeharto yang dianggap terlalu otoriter dan semakin menjauhkan militer dari nilai-nilai demokrasi.
Akibatnya, AH Nasution perlahan-lahan mulai dijauhi dari lingkaran pemerintahan dan kehilangan pengaruh politiknya.
Perjalanan Hidup yang Penuh Tantangan
AH Nasution mengalami berbagai tantangan sepanjang hidupnya. Salah satu peristiwa paling mengerikan yang ia alami adalah Percobaan Pembunuhan dalam Peristiwa G30S/PKI.
Pada malam 30 September 1965, rumahnya diserang oleh pasukan Cakrabirawa yang berusaha menculik dan membunuhnya. Ia berhasil meloloskan diri, tetapi putrinya yang masih kecil, Ade Irma Suryani Nasution, menjadi korban dan meninggal dunia akibat luka tembak.
Setelah peristiwa ini, AH Nasution semakin aktif dalam menumpas PKI dan memperkuat posisi militer dalam pemerintahan. Namun, setelah Orde Baru semakin menguat, ia mulai tersingkir dari dunia politik.
Fakta Menarik tentang AH Nasution
- Menjadi Menteri Pertahanan di dua pemerintahan berbeda, yaitu di era Soekarno dan awal pemerintahan Soeharto.
- Dikenal sebagai tokoh yang mendukung profesionalisme militer, agar tentara tidak terlibat dalam politik praktis.
- Menulis banyak buku tentang strategi perang gerilya, yang dijadikan referensi di berbagai negara.
- Pernah diangkat menjadi Ketua MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) setelah peristiwa G30S/PKI.
Kesimpulan
Jenderal AH Nasution adalah tokoh yang sangat berpengaruh dalam sejarah militer dan politik Indonesia. Dengan strategi militernya yang brilian, ia memainkan peran penting dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Meskipun beberapa kebijakannya menuai kontroversi, tidak dapat disangkal bahwa kontribusinya dalam membangun sistem pertahanan Indonesia sangat besar. Hingga kini, namanya tetap dikenang sebagai tokoh militer dan politik yang berdedikasi tinggi untuk bangsa dan negara.
Cek juga pahlawan Indonesia ini: Dr Cipto Mangunkusumo: Pejuang dan Dokter Pengabdi Bangsa